A. Konsep Dasar Hipertensi
Heart Desease.
1.
Pengertian
Penyakit jantung
hipertensi adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh tidak terkontrolnya
tekanan darah tinggi dalam waktu yang lama yang ditandai adanya hipertrofi
ventrikel kiri (LVH) sebagai akibat langsung dari tingginya tekanan darah
tersebut juga oleh faktor neurohumoral.
Hipertensi Heart
Desease adalah penyakit tekanan darah tinggi yang sudah ada kelainan di jantung
berupa penebalan otot jantung.
Sebab utama penyakit
jantung hipertensi adalah tekanan darah yang meningkat dan berlangsung kronik.
Sebab dari hipertensi sangat beragam, pad aorang dewasa sebab-sebab tersebut
antara lain, Hipertensi esensial yang terjadi pada 90% kasus hipertensi pada
orang dewasa. Hipertensi sekunder
sebesar 10% dari kejadian hipertensi pada orang dewasa yang disebabkan oleh:
-
Penyakit ginjal
-
Stenosis arteri renalis
-
Polysystik kidney
desease
-
Chronic renal failure
-
Vaskulitis intrarenal
-
Kelainan endokrin
-
Hiperaldosteronisme
primer
-
Feokromositoma
-
Chusing syndrome
-
Hiperplasia adrenal
kongenital
-
Hipotiroidisme dan
hipertiroidisme
-
Akromegali
Sebab-sebab lain :
-
Koarktasi aorta
-
Tekanan intrakranial
yang meningkat
-
Sleep apnea
-
Hipertensi sistolik
terisolasi
2.
Menifestasi Klinis
Adapun tanda dan gejala
hipertensi heart desease antara lain :
-
Rasa berdebar,
melayang, impoten sebagai akibat dari peningkatan tekanan darah
-
Rasa cepat capek, sesak
nafas, sakit dada, bengkak pada kedua kaki atau perut
-
Terdapat gangguan
vaskuler seperti epistaksis, hematuria, pandangan kabur karena perdarahan
retina transient cerebral ischemic
-
Terdapat penyakit dasar
seperti hipertensi sekunder seperti, polidipsi, poliuri, kelemahan otot pada
aldosteronisme primer, peningkatan BB dengan emosi labil pada sindrom cushing.
Pada feokromosomositoma didapatkan keluhan episode sakit kepala, palpitasi, benyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy).
3.
Faktor resiko
a.
Ras
Afro amerika lebih rentan terkena
penyakit jantung hipertensi, bahkan hal ini menjadi etiologi umum untuk gagal
jantung di Amerika Serikat.
b.
Jenis kelamin.
Prevalensi hipertensi lebih besar pada pria yang berusia dibawah 55 tahun, tetapi lebih besar pada wanita yang berussia di atas 55 tahun. Kemungkinan terjadi karena seiring bertambahnya usia maka tekanan darah akan semakin meningkat terutama pada pria. Tapi setelah menopause tiba wanita akan mengalami peningkatan tekanan darah yang lebih taam dan mencapai angka tertinggi yang lebih tinggi daripada pria.
Prevalensi hipertensi lebih besar pada pria yang berusia dibawah 55 tahun, tetapi lebih besar pada wanita yang berussia di atas 55 tahun. Kemungkinan terjadi karena seiring bertambahnya usia maka tekanan darah akan semakin meningkat terutama pada pria. Tapi setelah menopause tiba wanita akan mengalami peningkatan tekanan darah yang lebih taam dan mencapai angka tertinggi yang lebih tinggi daripada pria.
c.
Usia
Seiring bertambahnya usia maka tekanan darah akan semakin meningkat dan hal ini sebanding dengan terjadinya penyakit jantung hipertensi.
Seiring bertambahnya usia maka tekanan darah akan semakin meningkat dan hal ini sebanding dengan terjadinya penyakit jantung hipertensi.
4.
Patofisiologi
Kerja
jantung terutama ditentukan oleh besarnya curah jantung dan tahanan perifer.
Curah jantung pada penderita hipertensi umumnya normal, kelainannya terutama pada
peniggian tahanan perifer. Kenaikan tahanan perifer ini disebabkan karena
vasokontriksi arteriol akibat naiknya tonus otot polos pembuluh darah tersebut.
bila hipertensi sudah berjalan cukup lama maka akan dijumpai
perubahan-perubahan struktural pada pembuluh darah arteriol berupa penebalan
tunika intima dan hipertrofi tunika media
Perubahan
struktural inilah yang dianggap sebagai salah satu faktor utama sukarnya
tekanan darah dikendalikan dengan obat-obat anti antihipertensi pada
kasus-kasus tertentu. Kerja jantung pada penderita hipertensi dengan demikian
bertambah berat karena naiknya tahanan perifer. Lambat laun akan berakibat
terjadinya hipertrofi ventrikel kiri. Tingakat dan kecepatan terjadinya
hipertropi ventrikel kiri ini ternyata tidak selalu berkorelasi baik dengan
tinggi rendahnya tekanan darah. Bila hipertropi sudah melampaui batas tertentu
yaitu bila berat jantung sudah melampaui nilai kritis (500 g), dapat dibuktikan
bahwa sel-sel otot jantung tidak hanya bertambah ukurannya (hipertropi) tapi
juga bertambah jumlah selnya atau terjadi hiperplasi. Dengan adanya hipertropi
dan hiperplasi, maka sirkulasi darah dalam otot jantung tidak mencukupi lagi
sehingga terjadi anoksia relatif. Keadaan ini dapat diperberat dengan adanya sklerosis
koroner dimana hipertensi merupakan salah satufaktor resiko yang penting untuk terjadinya
sklerosis koroner. Hipertropi dan hiperplasi ini akhirnya akan diikuti dengan
dilatasi ventrikel kiri dan selanjutnya akan berakhir dengan terjadinya
dekompensasi jantung kiri. Bila keadaan ini berlangsung terus maka akan diikuti
hipertropi dan dilatasi jantung kanan dan akhirnya jantung kanan juga akan
mengalami dekompensasi.
Pada
penderita hipertensi dalam perjalanannya dapat terjadi dekompensasi jantung
kiri akut (left ventricular heart failure) di samping terjadinya gagal jantung
kongestif kronis (chronic congestive heart failure). Pada gagal jantung
kongestif kronis (chronic congestive heart failure) umumnya gejala-gejala
dekompensasi jantung kiri lebih menyolok dari pada gejala-gejala dekompensasi
jantung kanan. Namun demikian pada kasus-kasus tertentu kadang-kadang gejala-gejala
dekompensasi jantung kiri hanya sedsikit terlihat sedangkan gejala-gejala
dekompensasi jantung kanan lebih menyolok. Bahkan sering sering terlihat
seperti dekompensasi jantung kanan yang murni. ini disebabkan karena terjadinya
obstruksi aliran masuk kedalam bilik kanan sebagai akibat hipertropi ventrikel
kiri yang hebat. Bila terjadi dekompensasi jantung kiri maaupun kanan sering
tekanan darah akan sedikit menurun. Yang mengherankan justru kadang-kadang
dijumpai kenaiakan tekanan darah bila terjadi dekompensasi jantung. Hal ini
terjadinya karena anoksia jaringan otak yang akan memacu pusat vasomotor
dibatang otak dengan akibat terjadinya vosokontriksi arteriol sistemik yang
akan menaikkan tekanan darah.
5.
Pemeriksaan penunjang
a.
Pemeriksaan
laboratorium awal
-
Urinalis : protein,
leukosit, eritrosit, silinder
-
Hemoglobin/hematokrit
-
Elektrolit darah/kalium
-
Ureum/kreatinin
-
Gula darah puasa
-
Total kolesterol
b.
Analisis gas darah
c.
Elektrokardiografi
6.
Penatalaksanaan
Tatalaksana
medis untuk pasien dengan hypertensive heart disease(HHD) dibagi menjadi 2
kategori.
a.
Penatalaksanaan untuk
tekanan darah yang meningkat
b.
Pencegahan dan
penatalaksanaan dari HHD
Target
tekanan darah harus kurang dari140/90 mm Hg pada pasien tanpa Diabetes atau
chronic kidney disease dan kurang dari 130/90 mm Hg pada pasien yang memiliki
penyakit di atas. Ada beragam strategi dalam tatalaksana HHD, misalnya
modifikasi pola makan, aerobic exercise yang teratur, penurunan berat badan,dan
penggunaan obat untuk hipertensi, gagal jantung sekunder diastolik dan sistolic
disfungsi ventrikel kiri, coronary artery disease, dan aritmia.
a.
Modifikasi pola makanan
-
Penelitian membuktikan
bahwa diet dan gaya hidup yang sahat dengan atau tanpa kombinasi dengan
penggunaan obat, dapat menurunkan tekanan darah dan mengurangi symptom dari
gagal jantung dan memperbaiki left ventricle hypertrophy (LVH). Diet khusus
yang dianjurkan adalah diet sodium, sayur-sayuran, rendah kolesterol dan rendah
konsumsi alkohol.
-
Diet rendah sodium
dengan atau tanpa kombinasi dengan penggunaan obat mengurangi tekanan darah
pada kebanyakan African Americans.
Restriksi sodium tidak menstimulasi kompensasi dari renin-angiotensin system dan dapat memiliki efek
antihipertensi. Rekomendasi intake sodium perhari adalah 50-100 mm0L,
setara dengan 3-6 garam yang rata-rata mengurangi tekanan darah 2-8 mmHg.
-
Benyak penelitian
epidemologi menunjukkan asupan tinggi potassium diasosiasikan dengan menurunnya
tekanan darah. Potasium yang diberikan secara intravena mengakibatkan
vasodilatasi yang dipercaya dimediasi oleh nitrik oxid pada dinding pembuluh
darah. Buah dan sayur segar direkomendasikan untuk pasien yang memiliki fungsi
ginjal yang normal
-
Asupan rendah
kolesterol adalah profilaksis untuk pasien dengan penyakit jantung koroner .
-
Konsumsi alkohol yang
berlebihan dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah pada peningkatan massa
dari ventrikel kiri.
b.
Olah raga secara
teratur
-
Olah raga secara
teratur 30 menit sehari 3-4 kali seminggu
-
Olah raga seperti
berjalan kaki, berlari, berenang atau bersepeda menunjukkan penurunan tekanan
darah dan meningkatkan kesehatan dari jantung dan pembuluh darah. Karena
meningkatkan fungsi endothelial, vasodilatasi perifer, menurunkan denyut nadi
istirahat dan mengurangi level dari katekolamin.
c.
Pengurangan berat badan
Kegemukan benyak
dihubungkan dengan hipertensi dan LVH. Penurunan berat badan bertahap (1kg /
minggu) sangat dianjurkan. Penggunaan obat-obatan untuk menurunkan berat badan
harus dilakukan dengan perhatian yang khusus.
d.
Farmakoterapi
-
Penatalaksanaan dari
hipertensi dan HHD dengan menggunakan : thiazide deuretik, beta blockers dan
combined alpha dan beta blockers, cvalsium channel blockers dan direct vasodilatasi seperti hydralazine
-
Kebanyakan pasien
membutuhkan 2 atau lebih obat antihipertensi untuk mencapai target tekana darah
-
Thiazide diuretikadalah
obat pilihan pertama pada pasien dengan hipertensi tanpa komplikasi
-
Obat-obatan intra vena
pada pasien hipertensi emergensi adalah nitroprusside, labetalol, hidralazin,
enalapril dan beta-blockers (tidak digunakan untuk pasien gagal ginjal akut dan
dekompentasa.
B. ASUHAN KEPERAWATAAN
Dalam
melakukan asuhan keperawatan dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan
penulis menggunakan pendekatan proses keperawatan yang mengacukan pada konsep Doenges
Marylinn, sedangkan konsep Asuhan Keperawatan tentang Hipertensi Heart Disease
sendiri belum ada jadi penulis mengambil Asuhan Keperawatan Hipertensi.
1.
Pengkajian keperawatan
a.
Aktivitas/istirahat
Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup
monoton
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan
irama jantung, takipnea
b.
Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis,
penyakit jantung koroner/katup dan penyakit serebrovaskuler, episode palpitasi,
perspirasi.
Tanda : Kenaikan TD (tekanan darah), hipotensi postural, nadi :
denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis, perbedaan denyut, seperti
denyut femoral melambat sebagai kompensasi denyutan radialis atau brakialis,
denyut popliteal, tibialis posterior, pedalis tidak teraba ataau lemah. Denyut
apikal : PMI (Point Of Maximal Impulse) kemungkinan bergeser dan atau sangat
kuat. Frekuensi atau irama : Takikardia, sebagai disritmia. Bunyi jantung :
Terdengar S2 pada dasar : S3 (CHF diri): S4 (pergeseran ventrikel kiri/hipertropi
ventrikel kiri). Murmur (pergeseran ventrikel kiri/hipertropi ventilasi kiri).
Desiran vaskular terdengar diatas karotis, femoralis atau epigastrium (stenosis
vena jugularis) (kongesti vena).
Ekstremitas : perubahan
warna kulit, suhu dingin (vasokontriksi perifer): pengisian kapiler mungkin
lambat/tertunda (vasokontriksi), kulit pucat sianosis dan diaforesis (kongesti,
hipoksemia): kemerahan (fookromositoma).
c.
Integritas EGO
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian,
ansietas, depresi, eufoma atau marah kronik (dapat mengindikan kerusakan
serebral). Faktor-faktor strees multiple (hubungan, keuangan, yang berkaitan
dengan pekerjaan).
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah,
penyempitan kontinyu perhatian, tangisan yang meledak, gerakan tangan empati,
otot muka tegang (khususnya sekitar mata), gerakan fisik cepat, pernafasan
menghela, peningkatan pola bicara.
d.
Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang
lalu (seperti, infeksi/obstrusi atau riwayat penyakit ginjal masa yang lalu).
e.
Makanan atau cairan.
Gejala : makanan yang disukai, yang dapat
mencakup makanan tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol (seperti, makanan
yang di goreng, keju dan telur), gula-gula yang bewarna hitam, kandungan tinggi
kalori, mual, muntah, perubahan berat badan akhir-akhir ini (meningkat atau
turun), riwayat penggunaan diuretik.
Tanda : Berat badan normal atau obesitas,
adanya edema (mungkin umum atau tertentu), kongesti vena, DVJ : glikosuria
(hampir 10% pasien hipertensi adalah diabetik).
f.
Neurosensori
Gejala : keluhan pening/pusing, berdenyut,
sakit kepala suboksipital (terjadi saat bangun dan menghilang secara spontan
setelah beberapa jam), episode bebas dan / kelemahan pada satu sisi tubuh,
gangguan penglihatan (diplopia, penglihatan kabur), episode epistaksis.
Tanda : status mental : perubahan
keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, efek, proses pikir, atau memori
(ingatan), respon motorik, penurunan kekuatan genggaman tangan dan/ reflek
tendon dalam, perubahan-perubahan retinal optik : dari sklerosis / penyempitan
arteri ringan sampai berat dan perubahan sklerotik dengan edema atau
papiledema, eksudat dan hemoragi tergantung pada berat / lamanya hipertensi.
g.
Nyeri / ketidak
nyamanan
Gejala :Angina (penyakit arteri koroner /
keterlibatan jantung), nyeri hilang timbul pada tungkai / klaudikasi (indikasi
arteriosklerosis pada arteri ekstremitas bawah). Sakit kepala oksipital berat
seperti yang pernah terjadi sebelumnya, nyeri abdomen / masa (feokromositoma).
h.
Pernafasan (secara umum
berhubungan dengan efek kardiopulmonal tahap lanjut dari hipertensi menetap
atau berat).
Gejala : Dispnea yang berkaitan dengan
aktivitas / kerja, takipnea, ortopnea, dispnea noktural proksimal, batuk dengan
/ tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
Tanda :distressrespirasi / penggunaan otot
aksesori pernafasan, bunyi nafas tambahan (krakles / mengi), sianosis.
i.
Keamanan
Gejala : Gangguan koordinasi / cara berjalan, episode
parestesia unilateral transien, hipotensi postural.
j.
Pembelajaran /
penyuluhan
Gejala : faktor-faktor resiko kelurga :
hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, diabetes militus, penyakit
serebrovaskular / ginjal, faktor-faktor
resiko etnik, seperti orang afrika-amerika, Asia tenggara, penggunaan
Pil KB hormon lain, penggunaan obat / alkohol.
Rencana
pemulangan : Bantu dengan pemantauan – diri TD.
k.
Pemeriksaan diagnostik
1.
Hemoglobin / hemotokrit
: Mengkaji hibungan sel-sel terhadap volume cairan (viskositas).
2.
BUN (Blood Urea
Nitrogen) / kreatinin tentang fungsi
ginjal.
3.
Glukosa : hiperglikemia
(diabetes militus pencetus hipertensi).
4.
Kalium serum :
peningkatan kadar kalsium meningkatkan hipertensi.
5.
Kolesterol dan
trigliserida serum : peningkatan kadar (efek kardiovaskuler).
6.
Pemeriksaan tyroid : hipertyroidisme
menimbulkan vaso kontriksi dan hipertensi.
7.
Kadar aldosteron urine
/ serum.
8.
Urinalisa : darah,
protein, glukosa mengindikasi adanya disfungsi ginjal.
9.
Asam urat
10. Steroid
urine : kenaikan mengindikasikan hiperadrenalisme, disfungsi pituitary.
11. Foto
dada : menunjukkan obstruksi klasifikasi
pada area katup : (pembesaran jantung).
12. CT
scan (Computed Tomografi Scan) : mengkaji tumor serebral.
13. EKG
(Elektrokardiogram) : menunjukkan gambaran gelombang atau perbesaran jantung.
2.
Diagnosa Keperawatan
a.
Resiko tinggi penurunan
curah jantung berhubungan dengan
peningkatan Afterlood, vasokontriksi, iskemia miokardia, hipertropi / rigiditas
(kekakuan) ventrikel.
b.
Intoleransi aktifitas
berhubungan dengan kelemahan umum,
ketidak seimbangan antara suplay dan kebutuhan oksigen.
c.
Nyeri (akut) sakit
kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskular serebral.
d.
Perubahan nutrisi lebih
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan berlebihan sehubungan dengan
kebutuhan metabolik, pola hidup monoton, keyakinan budaya.
e.
Inefektif koping
individu berhubungan dengan krisis situasional / maturasional, perubahan hidup
beragam, relaksasi tidak adekuat, sedikit atau tidak pernah olahraga, nutrisi
buruk, harapan yang tak terpenuhi, kerja berlebihan, persepsi tidak reaalistik,
metode koping tidak efektif.
f.
Kurang pengetahuan
mengenai koindisi, rencana pengobatan berhubungan dengan kuraang pengetahuan
atau daya ingat, misinterpretasi informasi, keterbatasan kognitif, menyangkal
diagnosa.
3.
Intervensi keperawatan
a.
Resiko tinggi penurunan
curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokontriksi, iskemia,
miokardia, hipertropi / rigiditas (kekakuan) ventrikular.
Tujuan tindakan
keperawatan :
1.
Berpartisipasi dalam
aktifitas yang menurunkan TD / beban kerja jantung.
2.
Mempertahankan TD dalam
rentan individu yang dapat diterima.
3.
Memperlihatkan irama
dan frekuensi jantung stabil dalam rentang normal pasien.
Intervensi
Keperawatan :
1.
Pantau TD ukur pada
kedua tangan / paha untuk evaluasi awal. Gunakan ukuran manset yang tepat dan
teknik yang kuat.
2.
Catat keberadaan
kualitas denyutan sentral perifer.
3.
Auskultasi tonus
jantung dan bunyi nafas.
4.
Amati warna kulit,
kelemahan, suhu dan masa pengisian kapiler.
5.
Catat edema umum /
tertentu.
6.
Beriakan lingkungan
tenang, nyaman, kurangi aktifitas /keributan lingkungan. Batasi jumlah
pengunjung dan lamanya tinggal.
7.
Pertahankan lamanya
aktivitas, seperti istirahat ditempat tidur / kursi : jadwal periode istirahat
tanpa gangguan, bantu pasien melakukan aktivitas perawatan diri sesuai
kebutuhan.
8.
Lakukan tindakan yang
nyaman, seperti pijatan punggung dan leher, meninggikan kepala tempat tidur.
9.
Anjurka teknik
relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan.
10. Pantau
respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah.
11. Berikan
obat-obat sesuai indikasi :
a.
Diuretik tiazid missal,
klorotiazid (diuril) hidroklorotiazid (
E sidrix / Hidro Dilefil) : bendroflumentiazid (naturetin).
b.
Diuretik loop, missal,
furosemid (Lasix) : asam atakrinic (Edecrin), bumetanid (Burmex).
c.
Diuretik hemat kalium, missal
spironolakton (Aldaactone), triamterene (Dyrenium), Amilioride (Midamor)
d.
Inhibitor simpatis,
missal prpanolol (inderal), metoprolol (lopressol), atenolol (tenormin),
nadolol (corgard), metildopa (Aldomet), resrpine (serpasil), klonidin
(catapres).
e.
Vasodilator, missal
monoksidil (lonitem), hidralazin (apresoline), bloker saluran kalsium, misal,
nifedipin (calana)
f.
Agen-agen
antiadrenergik: a-1 bloker prazosin (minipres), tetazosin ( hytrin).
g.
Bloker neuron
adrenergic: guanadrel (hyloree), quanetidin (ismelin), reserpin (serpasil).
h.
Inhibitor adrenergic
yang kerja secara sentral: klonidin, (catapres), guanabenz (wytension):
metildopa (aldomet)
i.
Vasodilator kerja
langsung: hidralazin (apresoline): minoksidil; (loniten)
j.
Vasodilator oral yang
bekerja langsung: diazksid (hyperstat); nitroprusid; (nipride, nitropess)
k.
Bloker anglion, misal,
guanetidin (isomelin); trimetapan (arfonad). ACE inhibitor, misal, kaptropril
(capoten).
12. Berikan
pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi
13. Siapkan
untuk pembedahan bila ada indikasi.
b.
Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan kelemahan umum, ketidak seimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
Tujuan tindakan
keperawatan :
1.
Berpartisipasi dalam
aktivitas yang diinginkan/ diperlukan
2.
Melaporkan peningkatan
dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur
3.
Menunjukkan penurunan
dalam tanda-tanda intoleransi fisiologi
Intervensi
keperawatan :
1.
Kaji respon pasien
terhadap aktivitas, perhatikan frekuensi nadi lebih dari 20 kali per menit di
atas frekuensi istirahat; peningkatan TD yang nyata selama/sesudah aktivitas
(tekanan sistolik meningkat 40 mmHg atau tekanan diastolik menigkat 2 mmHg)
dispnea atau nyeri dada, keletihan atau kelemahan yang berlebihan, diaforesis,
pusing atau pingsan.
2.
Instruksikan pasien tentang
tehnik penghematan energi, misal menggunakan kursi saat mandi, duduk saat
menyisir rambut atau menyikat gigi, melakukan aktivitas dengan perlahan
3.
Berikan dorongan untuk
melakukan aktivitas/perawatan diri bertahap jika dapat ditoleransi, berikan bantuan
sesuai kebutuhan.
c.
Nyeri (akut) sakit
kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.
Tujuan tindakan
keperawatan :
1.
Melaporkan
nyeri/ketidaknyamanan hilang/terkontrol
2.
Mengungkapkan metode
yang memberikan pengurangan
3.
Mengikuti regimen
farmakologi yang diresepkan
Intervensi
keperawatan :
1.
Mempertahankan tirah
baring selama fase akut
2.
Berikan tindakan non
farmakologi untuk menghilangkan sakit kepala, kompres dingin pada dahi, pijat
punggung dan leher, tenang, redupkan lampu kamar, tehnik relaksasi (panduan
imajinasi,distraksi) dan aktivitas waktu senggang.
3.
Hilangkan/minimalkan
aktivitas vasokontriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala, misal, mengedan
saat Bab, batuk panjang, membungkuk
4.
Bantu pasien ambulasi
sesuai kebutuhan
5.
Berikan cairan, makanan
lunak, perawatan mulut yang teratur bila terjadi perdarahan hidung atau kompres
hidung telah dilakukan untuk menghentikan perdarahan
6.
Berikan sesuai indikasi
analgesik
7.
Antiansietas, misal,
lorazepam (antivam), diazepam (valium)
d.
Perubahan nutrisi lebih
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan berlebihan sehubungan dengan
kebutuhan metabolik, pola hidup monoton, keyakinan budaya
Tujuan tindakan
keperawatan :
1.
Mengidentifikasi
hubungan antara hipertensi dan kegemukan
2.
Menunjukan perubahan
pola makan (misal, pilihan makanan, kuantitas dan sebagainya), mempertahankan
berat badan yang diinginkan dengan pemeliharaan kesehatan optimal
3.
Melakukan/mempertahankan
program olahraga yang tepat secara individual
Intrvensi
keperawatan :
1.
Kaji pemahaman pasien
tentang hubungan langsung antara hipertensi dan kegemukan.
2.
Bicarakan pentingnya
menurunkan masukan kalori dan batasi masukan lemak, garam dan gula sesuai
individu
3.
Tetapkan keinginan
pasien menurunkan berat badan
4.
Kaji ulang masukan
kalori harian dan pilihan diet
5.
Tetapkan rencana
penurunan berat badan yang realistis dengan pasien, misal, penurunan berat
badan 0,5 kg perminggu
6.
Dorong pasien untuk
mempertahankan masukan makanan harian termasuk kapan dan dimana makan dilakukan
dan lingkungan dan perasaan sekitar saat makan dimakan
7.
Instruksikan dan bantu
memilih makan yang tepat, hindari makanan dengan kejenuhan lemak tinggi
(mentega, keju, es krim, daging) dan kolesterol (daging berlemak, kuning telur,
produk kalengan jeroan)
8.
Rujuk keahli gizi
sesuai indikasi
e.
Inefektif koping
individual berhubungan dengan krisis situasional/maturasional, perubahan hidup,
relaksasi tidak adekuat, sistem pendukung tidak adekuat, sedikit atau tak
pernah olahraga, nutrisi buruk, harapan yang tak terpenuhi, kerja berlebihan,
persepsi tidak realistik, metode koping tidak efektif.
Tujuan tindakan
keperawatan :
1.
Mengidentifikasi
perilaku koping dan konsekuensinya
2.
Menyatakan kesadaran
kemampuan koping/kekuatan pribadi
3.
Mengidentifikasi
potensial situasi stres dan mengambil langkah untuk menghindari/mengubahnya
4.
Mendemontrasikan
penggunaan keterampilan/metode koping efektif
Intervensi keperawatan
:
1.
Kaji keefektifaan
strategi koping dengan mengobservasi perilaku, misal kemampuan menyatakan
perasaan dan perhatian, keinginan berpartisipasi dalam rencana pengobatan.
2.
Catat laporan gangguan
tidur, peningkatan keletihan, kerusakan konsentrasi, perangsang, penurunan
toleransi sakit kepala, ketidakmampuan untuk mengatasi/menyelesaikan masalah.
3.
Bantu pasien untuk
mengidentifikasi stressor spesifik dan kemungkinan strategi untuk mengatasinya.
4.
Libatkan pasien dalam
perencanaan peraawatan dan beri dorongan partisipasi maksimum dalam rencana
pengobatan.
5.
Dorong pasien untuk
mengevaluasi prioritas/tujuan hidup, tanyakan pertanyaan seperti “apakah yang
anda lakukan merupakan apa yang anda inginkan.
6.
Bantu pasien untuk
mengidentifikasi dan mulai merencanakan perubahan hidup yang perlu.
f.
Kurang pengetahuan
mengenai kondisi, rencana pengobatan berhubungan dengan kurang pengetahuan/daya
ingat, menginterprestasi informasi, keterbatasan kognitif, menyangkal diagnosa.
Tujuan tindakan
keperawatan :
1.
Menyatakan pemahaman
tentang proses penyakit dan regimen pengobatan
2.
Mengidentifikasi efek
samping obat dan kemungkinan komplikasi yang perlu diperhatikan
3.
Mempertahankan TD dalam
parameter normal
Intervensi keperawatan
:
1.
Kaji kesiapan dan
hambatan dalam belajar, termasuk orang terdekat
2.
Tetapkan dan nyatakan
batas TD normal, jelaskan tentang hipertensi dan efek pada jantung, pembuluh
darah gimjal dan otak
3.
Hindari menyatakan TD
normal dan gunakan istilah terkontrol dengan baik saat menggambarkan TD pasien
dalam batas yang diinginkan
4.
Bantu pasien dalam
mengidentifikasi faktor-faktor resiko kardiovaskuler yang dapat diubah, misal,
obesitas, diet tinggi lemak jenuh dan kolesterol, pola hidup monoton, merokok,
dan minum alkohol (lebih dari 60 cc/hari dengan teratur), pola hidup penuh
stress
5.
Atasi masalah dengan
pasien untuk mengidentifkasi cara dimana perubahan gaya hidup yang tepat dapat
dibuat untuk mengurangi faktor-faktor di atas
6.
Bahas pentingnya
menghentikan merokok dan bantu pasien dalam membuat rencana untuk berhenti
merokok
7.
Beri penguatan
pentingnya kerja sama dalam regimen pengobatan dan mempertahankan perjanjian
tindak lanjut
8.
Instruksikan dan
peragakan teknik pemantauan TD mandiri. Evaluasi pendengaran, ketajaman
penglihatan dan keterampilan manual serta koordinasi pasien
9.
Bantu pasien untuk
mengembangkan jadwal yang sederhana, memudahkan untuk minum obat
10. Jelaskan
tentang obat yang diserep bersamaan dengan rasional, dosis, efek samping yang
diperkirakan serta efek yang merugikan dan idiosinkrasi misal:
a.
Diuretik : minum dosis
harian (atau dosis lebih besar) pada pagi hari
b.
Ukur dan catat berat
badan sendiri pada jadwal teratur
c.
Hindari/batasi masukan
alkohol
d.
Beritahu dokter bila
tidak dapat mentoleransi makanan atau cairan
e.
Antihipertensi : minum
dosis yang diresepkan pada jadwal teratur, hindari melalaikan dosis, mengubah
atau melebihi dosis, dan jangan menhentikan tanpa memberitahu pemberi asuhan
kesehatan, bangun dengan perlahan dari berbaring ke posisi berdiri, duduk untuk
beberapa menit sebelum berdiri. Tidur dengan kepala agak ditinggikan
11. Sarankan
untuk sering mengubah posisi, olahraga, kaki saat berbaring
12. Rekomendasikan
untuk menghindari mandi air panas, ruang penguapan dan penggunaan alkohol yang
berlebihan
13. Anjurkan
pasien untuk berkonsultasi dengan pemberi perawatan sebelum menggunakan
obat-obatan yang diresepkan atau tidak diresepkan
14. Intruksikan
pasien tentang peningkatan masukan makanan/cairan tinggi kalium, misal jeruk,
tomat, pisang, kentang, apricot, kurma, buah ara, kismis, gatarode, sari buah
jeruk, dan minuman yang mengandung tinggi kalsium, misal susu rendah lemak,
yogurt, atau tambahan kalsium sesuai indikasi
15. Riview
tanda-tanda gejala yang memerlukan pelaporan pada pemberian asuhan kesehatan,
misal sakit kepala yang terjadi saat bangun, peningkatan TD tiba-tiba dab terus
menerus, nyeri dada/ sesak nafas, frekuensi nadi meningkat tak teratur,
peningkatan berat badan yang signifikan (1 kg/hari atau 2,5 kg minggu) atau
pembengkakan perifer/abdomen, gangguan penglihatan, sering pendarahan hidung
tak terkontrol, depresi/emosi labil, pusing yang hebat atau episode pingsan,
kelemahan/kram otot, mual/muntah, haus berlebihan, penurunan libido/impotent
16. Jelaskan
rasional regimen yang diharuskan (biasanya diit rendah natrium, lemak jenuh dan
kolesterol)
17. Bantu
pasien untuk mengidentifikasi sumber masukan natrium (misal garam meja, makanan
beragam, jagung dan keju olahan, saus, sup kaleng dan sayuran, soda kue, baking
powder, MSG) tekankan pentingnya membaca label kandungan makanan dan obat yang
dijual bebas
18. Dorong
pasien untuk menurunkan atau menghilangkan kafien, misal kopi, teh, cola,
coklat
19. Tekankan
pentingnya perencanaan/penyelesaian periode istirahat harian
20. Anjurkan
pasien untuk memantau respons fisiologi sendiri terhadap aktivitas (misal
frekuensi nadi, sesak nafas) laporkan penurunan toleransi tehadap aktivitas dan
hentikan aktivitas yang menyebabkan nyeri dada, sesak nafas, pusing, keletihan
berat atau kelemahan
21. Dorong
pasien untuk membuat program olahraga
sendiri seperti olahraga aerobik (berjalan, berenang) yang pasien mampu
lakukan. Tekankan pentingnya menghindari aktivitas isometrik
22. Peragakan
penerapan kompres es pada punggung leher dan tekanan pada sepertiga ujung
hidung dan anjurkan pasien menundukkan kepala ke depan bila terjadi pendarahan
hidung
23. Berikan
informasi tentang sumber-sumber di masyarakat dan dukungan pasien dalam membuat
perubahan pola hidup, lakukan untuk rujukan bila ada indikasi
terima ksih infonya, sangat bagus dan bermanfaat
ReplyDeleteOBAT DARAH TINGGI,
Wow, I like the way you design this web... It's so beautiful.
ReplyDeleteObat Kolesterol 100% Herbal Aman Tanpa Efek Samping
Obat Kolesterol Tinggi Tanpa Adanya Efek Samping Negatif
Obat Kolesterol Alami Untuk Melawan Kolesterol Jahat
Obat Kolesterol Menahun 100% Dari Herbal Tradisional